Pages

1/10/2014

Day and Knight



Hi, Dippy, how are you?
You must be happy by now.

That time was the last time when I saw you,
I couldn't hold the tears to see you fought strongly over the cancer.
In the weakness you still called my name,
I wished you would wear the earrings I gave when you were okay.

My heart skipped a beat to know yours had stopped.
But now, I'm relieved, to believe that you are alive,
...not here, but there.

Hi, Dippy, how are you?
Good to know you, the tough friend of mine.

10 January 2014
Rest in Peace
Pradipta Paramita Dewi

1/01/2014

The Edge of The Year

Tanggal 31 Desember menjadi hari yang paling banyak rencana. Semua orang mempersiapkan acara yang paling seru untuk menyambut tahun baru; saya pun begitu. 

Niat besar untuk menutup tahun di luar Jakarta mendorong saya untuk berlibur ke Ujung Genteng bersama Edward, Erica, dan Adam. Penginapan di saat peak season pasti full booked. Tetapi saya tetap yakin, kami akan mendapatkan penginapan dengan resiko kemungkinan terburuk kami akan tidur di dalam mobil.

Tanggal 30 Desember, kami berangkat dari Sunter pukul 21.00 WIB. Dari tol Kemayoran menuju Pancoran, sedikit tersendat untung saja tidak berkepanjangan. Sekitar pukul 22.00 WIB, kami berhenti di rest area untuk makan dan membeli cemilan untuk perjalanan.

Perjalanan kami dimulai pada pukul 23.00 WIB. Dari tol Jagorawi menuju ke Ciawi ke Cibadak ke Pelabuhan Ratu ke Surade dan menuju ke Ujung Genteng, Sukabumi, Jawa Barat. Kami bergantian mengemudikan mobil selama 9 jam di perjalanan, dan akhirnya... setelah melewati segala jalan rusak dan hutan belantara, kami sampai di tempat tujuan sekitar jam 07.00 WIB.



Bubur menjadi penyelamat kami yang sudah sangat kelaparan ini. Selesai menyantap bubur, kami pun mencari penginapan. Kata orang, jodoh memang tidak kemana. Benar saja, kami mendapatkan penginapan tanpa harus susah-susah mencari. Tarif per kamar pun tidak begitu mahal, Rp 200.000,00 dengan WC di dalam. Senang sekali! Kami langsung menyerbu kamar masing-masing, tidur, dan akan bangun untuk makan siang.



Saya sudah menunggu-nunggu Kepiting Saos Padang untuk makan siang ini. Kepiting ini menjadi menu favorit saya sejak pertama kali datang ke Ujung Genteng. Dulu, saya tidak puas dengan menu yang disajikan. Bukan kepiting air laut yang kami santap, melainkan yuyu (kepiting air tawar) yang tidak berdaging. Oleh sebab itu, makan siang kali ini harus benar-benar kenyang. Tentu saja sebagai pembalasan dendam perjalanan panjang menuju sini.


Makan siang kami dilengkapi dengan Ikan Krapu Bakar, Kangkung Cah Biasa, tentu saja dengan satu setengah bakul nasi untuk berempat. Total yang kami bayar ini hanya Rp 256.000,00. Sumpah, enak banget! Burrrppp.. Ups!



Kami menuju penangkaran penyu yang ada di pesisir dengan mengendarai mobil. Tiket masuk penangkaran Rp 10.000,00 per orang (yang sebenarnya bisa masuk tanpa tiket kalau kami tidak lewat pintu utama). Ternyata jadual pelepasan penyu masih jam 17:30 sore, kami masih mempunyai waktu 1 jam untuk bermain-main dulu di pantai sambil berfoto-foto.


Sampai saatnya tiba, kami melihat kurang lebih seratus bayi penyu yang dilepas. Mereka semua berjalan menuju laut. Sesuai dengan kata penjaga, penyu yang dilepas tidak boleh dikejar. Tetapi, karena banyak orang yang ingin foto bersama dengan penyu-penyu itu, banyak orang yang mengangkat penyu itu dari atas pasir pantai, dan dioper-oper dengan tanpa ada rasa bersalah. Jujur, kami merasa kasihan dan tak sedikit orang yang kami laporkan ke penjaga karena ulahnya itu.

Setelah penyu-penyu itu pergi, pengunjungpun berhamburan keluar dari penangkaran. Kami memutuskan untuk berjalan melewati pantai. Tak sengaja, saya menemukan seekor penyu yang terdampar. Saya memanggil yang lainnya. Penyu itu terlihat sangat lemah. Tanpa berpikir panjang, kami melepas penyu itu dan berkali-kali gagal. Kami mulai khawatir kalau penyu itu kenapa-napa.

Usaha kami nampaknya membuahkan hasil. Puyu itu mulai menjauhi pesisir. Semoga saja Puyu selamat. Puyu? Iya, nama yang kami berikan karena kami merasa sangat berjodoh dengan penyu mungil itu.

Malam menjelang. Suasana mulai ramai. Kami mencari makan malam, cemilan, dan kembang api yang kami dapatkan dengan harga Rp 55.000,00 untuk 4 batang. Mulai terdengar suara letusan kemeriahan. Kami kembali ke penginapan, berbersih diri, lalu kami bermain kartu (sambil berjudi).

Jam 00.00 tiba. Semua orang meluncurkan kembang apinya sementara kami sibuk merekam video.




SELAMAT TAHUN BARU 2014
UNTUK SEMUA ORANG DI SEMUA BELAHAN BUMI



Pagi ini kami berencana pergi ke air terjun Cikaso yang letaknya sejalan dengan perjalanan pulang. Air terjun ini terletak di Kabupaten Sukabumi. Kami makan siang di warung di dekat curug (bahasa Sunda dari "air terjun"). Harga tiket masuk curug Rp 3.000,00 per orang. Kami ditawarkan untuk naik kapal, tetapi harganya cukup mahal, Rp 60.000,00 untuk 4 orang. Oleh sebab itu kami memutuskan untuk berjalan kaki selama 10 menit.




Kami melihat air terjun dari kejauhan. Airnya cukup jernih, berwarna agak kehijauan, dan udara cukup dingin. Tanah-tanah di sekitarnya lembek dan menyebabkan kaki kami yang semula bersih jadi berlumuran lumpur. Edward dan Adam bermain air, sedangkan saya dan Erica hanya duduk-duduk di bebatuan yang agak lembab.


Setelah sejam bersantai, kami kembali ke warung makan tadi dengan naik kapal, kali ini tarifnya hanya Rp 20.000,00 untuk 4 orang. Lalu kami bebersih diri di kamar mandi yang disediakan.

Perjalanan pulang kami cukup lancar. Mungkin karena orang-orang lain masih melanjutkan liburannya Sedangkan kami harus pulang karena besok 2 orang dari kami masuk kerja. Akhir kata, terima kasih untuk Edward, Erica, Adam yang sudah menjadi partner liburan singkat ini. Let's get back to reality!

"I had so much fun with you, guys" kata Adam. Kata-katanya yang serius itu ternyata... menjadi... olok-olok! HAHAHA




Sesuai dengan wish list saya, Puji Tuhan, tahun 2013 menjadi tahun jalan-jalan terbanyak. Semoga tahun ini menjadi tahun yang penuh hal-hal positif.

A note to all: Holiday without 3G signal is more moreee effective as well :)

Imperfect in Perfection

I feel that, Bro...


But don’t worry, no one is perfect ;)