Pages

7/01/2013

Pesta Rakyat

Sejak tanggal 28 Juni sampai 30 Juni 2013 kemarin, semua jalan menuju Monas macet. Ini dikarenakan festival untuk merayakan ulang tahun DKI Jakarta ke-486 masih terus berlangsung. Dan kali ini, bertempat di Lapangan Monas, sebuah pertunjukan spektakuler di atas panggung terbesar di Indonesia, jelas membuat pandangan saya terpaku.


Saya memang melewatkan pertunjukan Matah Ati pada tahun 2012 silam. Tapi saya membalasnya kali ini. Dengan melewati perjuangan berbaris di loket Pesta Rakyat, akhirnya saya dan Edward bisa masuk dengan gratis tanpa harus membeli tiket dari calo seharga Rp 50.000,00 per tiket. Untung ada penjaga pagar yang baik itu.

Tempat duduk terbagi menjadi 4 level: kelas 2, kelas 1, VIP, dan VVIP. Dan ada (baca: banyak) orang-orang yang membeli tiket lesehan. Semua seat mendapatkan view yang strategis, bahkan kita tidak perlu berdesak-desakkan dengan penonton yang lain. 


"Ariah" menceritakan tentang anak Betawi yang berjuang untuk mempertahankan martabat dan kehormatannya pada jaman penjajahan Belanda. Ariah adalah seorang gadis cantik yang tinggal bersama ibunya. Ia tumbuh menjadi gadis yang cerdas dan membawa banyak perubahan bagi teman-teman sebayanya. Sebagai anak Betawi, ia jago silat. Dan karena kecantikannya itu, banyak tuan yang jatuh cinta kepadanya dan ingin mempersuntingnya. 

Pertunjukan tari musikal kolosal ini melibatkan 200 penari bernuansa Betawi dan 120 musisi di atas panggung yang berlatarkan Monumen Nasional. Saya masih ternganga tidak habis pikir, bagaimana penari-penari itu menari di atas bidang miring.

3 orang yang berperan penting dalam pertunjukan ini adalah Atilah Soeryadjaya (penulis naskah dan sutradara), Jay Subiyakto (penata artistik), dan Erwin Gutawa (penata musik). Kolaborasi antara tarian tradisional, indahnya panggung, dan megahnya alunan lagu benar-benar membangunkan bulu kuduk penonton, ditambah lagi stage flame dan kembang api menambah kesan dramatis.

Baru kali ini saya merasakan euforia ulang tahun kota kelahiran saya. Saya memang mengidamkan pesta rakyat seperti ini, jalan-jalan dan jajan-jajan di sekitaran Monas dan pinggir jalan; bukan serta merta datang dan belanja di Pekan Raya Jakarta (PRJ) yang tiket masuknya semakin mahal saja.

Terima kasih Pak Jokowi dan Pak Ahok, Jakarta memang perlu diisi acara publik yang indah seperti ini :)

1 comment:

  1. Informasi yang sangat menarik makasih atas sudah disampaikan salam sukses selalu

    ReplyDelete